PERGERAKAN MAHASISWA MILENIAL
PERGERAKAN MAHASISWA MILENIAL
Berbicara tentang mahasiswa sudah tentu identik dengan sebuah paradigma yang beragam. Permikiran-pemikiran mahasiswa tidak hanya sebatas hal-hal yang bersifat normatif, melainkan lebih daripada itu. Mahasiswa merupakan generasi bangsa yang sedang mencari bekal. Mereka mencari bekal guna merekonstruksi negeri ini yang sedang dalam keadaan carut marut. Mereka terus berupaya saling bersinergi guna mewujudkan suatu cita-cita yang luhur.
Indonesia yang merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi secara sederhana memiliki pengertian dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Namun jika melihat demokrasi yang ada di Indonesia kini, demokrasi ini sudah hilang esensinya. Demokrasi hanya sekadar sebuah lambang tanpa ada esensinya. Dengan hilangnya esensi demokrasi tersebut sudah tentu memberikan sebuah dampak yang signifikan dalam tatanan kehidupan di Indonesia. Matinya demokrasi itu tak lain dikarenakan oknum-oknum yang tak bertanggung jawab yang hanya memiliki idealis materialisme.
Mahasiswa yang ditempa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk terus berkontribusi dalam negara ini. pemikiran-pemikiran kritis dan rasional mahasiswa sangat dibutuhkan untuk terus menjaga kemurnian cita-cita yang luhur. Mahasiswa dituntut untuk menerapkan tri darma perguruan tinggi, yaitu pendidikan; penelitian; pengabdian. Hal itu merupakan sebuah bentuk perjuangan seorang mahasiswa dalam memperjuangkan cita-cita yang luhur. Seorang mahasiswa selain harus mempertajam daya pikirannya juga harus mengimplementasikan apa yang sudah dia pelajari. Perjuangan mahasiswa sudah tentu banyak ragamnya, misal saja dalam bentuk aksi demonstrasi.
Menyinggung soal demonstrasi. Demonstrasi adalah sebagai bentuk pengejawantahan dari makna demokrasi itu sendiri yang beranak dalam konstitusi Indonesia. Demonstrasi merupakan bentuk kebebasan dalam mengeluarkan aspirasi di muka umum. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa tentu bukan hanya sekadar berteriak di depan muka umum, melainkan sudah tersusun sebagaimana mestinya. Demonstrasi bukan hanya sebagai titel saja, melainkan sebagai sebuah bentuk dari berbagai macam rangkaian kegiatan dalam rangka menegakkan keadilan guna kesejahteraan rakyat. Namun, pergerakana mahasiswa kini mulai meredup. Mahasiswa banyak yang sudah tak peduli dengan gerakan semacam itu. Hal itu dicap sebagai penghambat akademik. Mahasiswa lebih memilih fokus terhadap diri sendiri saja.
Pergerakan mahasiswa yang mulai meredup juga diakibatkan dengan adanya indikasi bahwa terdapat embel-embel politik di dalamnya. Bagaimana tidak, mereka yang sedang turun ke jalan dengan menyuarakan suara mereka tetapi oknum-oknum tak bertanggung jawab dengan bertingkah seenaknya berada di ruangan negosiasi guna bercengkrama mesra dengan pelicin. Pun aksi demontrasi mahasiswa kini hanya menjadi sebagai sebuah gaya hidup seorang mahasiswa. Demonstrasi hanya dijadikan sebagai kebutuhan insta story. Akibatnya, sebuah demonstrasi berjalan secara bias karena minimnya pengetahuan terkait apa yang disuarakan.
Namun pergerakan mahasiswa sudah semestinya kembali kepada nilai-nilai luhur. Begitu pula pergerakan harus tetap berjalan walaupun keadaan yang tak memungkinkan, misal saja pada saat pandemi seperti ini. Sebuah pergerakan harus tetap dijalankan. Zaman yang kian hari kian berubah justru menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa untuk tetap berjuang. Mahasiswa Indonesia harus sudah melepaskan belenggu dari kebodohan materialisme. Bergerak dengan hati nurani merupakan sebuah hal yang sifatnya wajib diterapkan jika ingin mengubah Indonesia yang lebih baik. Ingat, masa depan bangsa ada di tangan pemuda.
Komentar
Posting Komentar