EDISI JUMAT TAAT : IMAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL
IMAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL
SPESIAL KITAB NASHAIHUL IBAD
Edisi Kitab Nashaihul Ibad Fasal 1 :
"IMAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL"
Dalam menjalani kehidupan di dunia, bagi mereka yg beragama tentu memiliki keyakinan atau keimanan terhadap agama yang diyakininya. Begitu juga umat muslim, keyakinan itu dilandaskan kepada Alquran dan Sunnah. Sehingga ketika sudah memahami keyakinannya, pola tingkah laku hidupnya pun mencirikan sebagai manusia yang memiliki pedoman hidup, seperti terciptanya hubungan yang seimbang baik itu secara vertikal maupun horizontal. Sebagaimana yg termaktub dalam Kitab Nashaihul Ibad :
Nabi saw. bersabda:
“Ada dua perkara yang tiada sesuatu pun melebihi keunggulannya, yaitu: Iman kepada Allah dan membuat manfaat untuk kaum muslimin.”
Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa bangun di pagi hari tidak berniat aniaya kepada seseorang, maka diampuni dosanya yang dia perbuat. Dan-barangsiapa bangun di pagi hari dengan niat menolong orang yang dianiaya dan mencukupi kebutuhan orang muslim, maka memperoleh pahala seperti pahala haji mabrur.”
Nabi saw. bersabda lagi:
“Hamba-hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia, perbuatan yang paling utama ialah memasukkan (menghadirkan) rasa senang ke dalam hati orang mukmin berupa membasmi kelaparan, menyingkap kesulitan atau membayar utangnya. Dan dua hal yang tiada sesuatu pun melebihi jahatnya ialah menyekutukan Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin.”
Membahayakan orang-orang muslim dapat berupa membahayakan badan dan hartanya. Segala perintah Allah swt. mengacu pada dua perkara, yaitu mengagungkan Allah swt. dan kasih sayang kepada makhluk-Nya, sebagaimana firman Allah:
1. “Tunaikanlah salat dan bayarlah zakat”
2. “Hendaklah engkau bersyukur kepadaKu dan berterima kasih kepada kedua orangtuamu.”
Diriwayatkan dari Al-Qarni, beliau berkata: Aku bersua dalam suatu perjalananku dengan seorang pendeta, lalu aku bertanya kepadanya: Wahai, Pendeta! Perkara apakah yang menaikkan derajat seseorang?
Pendeta itu menjawab: Mengembalikan hak-hak orang lain yang dianiaya olehnya dan meringankan punggung dari tanggung jawab, karena amal perbuatan hamba tidak akan naik (ke sisi Tuhan), jika dia masih : mempunyai tanggungan atau dia berbuat zalim.
Referensi :
Syekh Nawawi Al-Bantani. Nashaihul Ibad.
Komentar
Posting Komentar