Al-Alaq ayat 1-5 : Benarkah menjadi sebuah ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw?

 Al-Alaq ayat 1-5 : Benarkah menjadi sebuah ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw?



Al-Quran adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga keotentikannya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad saw masih berada di Mekkah dan belum hijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Quran diturunkan hingga saat ini.

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril. Al-Quran iturunkan secara berangsur – angsur tidak sekaligus turun kepada Nabi Muhammad saw. Kandungan Al-Quran tidak ada habisnya untuk dikaji. Semakin dikaji, justru semakin banyak hal yang harus digali dalam Al-Quran. Inilah salah satu mukjizat Al-Quran sekaligus yang membedakannya dengan kitab-kitab suci lainnya. Al-Quran merupakan sebuah kitab yang diturunkan sebagai kitab yang terjamin keasliannya hingga akhir zaman dan kitab yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Terjadi beberapa perbedaan pendapat perihal kapan turunnya ayat Al-Quran yang pertama seperti apa ayat-ayat Al-Quran diturunkan

Berbicara tentang Al-Quran sudah tentu bermuara kepada ayat yang pertama kali diturunkan. Turunnya ayat pertama Al-Quran memberikan sebuah berbagai macam perspektif dari para ahli yang memiliki kapabilitas keilmuan yang konkrit. Masing-masing dari mereka memberikan sebuah pandangannya terkait ayat apa yang pertama kali diturunkan kepada sang pembawa risalah profetik. Kita yang selama ini hanya mengetahui sebuah argumentasi yang secara kultural mendarah daging yaitu tentang surah Al-Alaq ayat 1-5 sebagai ayat yang pertama kali diturunkan. Hal itu sudah sangat masyhur sekali di kalangan umat muslim. Namun, terdapat sebuah dimensi yang berbeda dari beberapa kalangan ulama lainnya, mereka memiliki pandangannya sendiri yang disertai dengan alasan yang didasari dengan keilmuan yang tidak sembarang. Apa saja dimensi perspektif yang dikemukakan oleh para ilmuan terkait ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw?, Berikut pembagiannya : 

1. Al-Alaq ayat 1-5 

Sudah bukan menjadi hal yang asing bagi pendengaran dan penglihatan kita tentang narasi Nuzulul Qur'an bahwa ayat 1-5 dari surat Al-Alaq sebagi ayat yang pertama kali diturunkan. Peristiwa itu pun termaktub dalam sebuah kitab hadis termasyhur yaitu kitab hadis sahih Bukhari dan Muslim. Ayat tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad sedang berkontemplasi mengenai semesta alam guna meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Sehingga pada suatu saat turunlah asisten Nabi Muhammad Saw, yaitu Malaikat Jibril yang membawa risalah kenabian guna disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. dan risalah tersebut berupa perintah untuk membaca.Peristiwa yang bersejarah ini terjadi pada malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari usia Nabi Muhammad saw atau 13 tahun sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M. Malam pertama kali Al-,Quran diturunkan ini disebut malam lailatul qadar dan malam lailatul mubarakah. 

2. Surat Al-Fatihah 

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa surat Al Fatihah lah yang sebenarnya yang pertama kali turun. Syaikh Muhammad Abduh menguatkan pendapat tersebut dengan 3 alasan. Pertama, Surat Al-Fatihah terletak pada awal permulaan Al-Quran. Kedua, seluruh isi ayat Al-Quran tersimpul dalam surat Al-Fatihah. Ketiga, menurut riwayat yang diceritakan kembali oleh Al- Baihaqi dalam Dalail Nubuwah, ternyata surat Al-Fatihah pula yang disebut sebagai yang pertama kali turun.

3. Surat Al-Muddatstsir

Surat Al-Muddatstsir merupakan surat yang pertama kali turun. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Jabir yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab-kitab Jami As-Shahih masing-masing. 

Meskipun kedua pendapat terakhir di atas bersandar kepada riwayat yang sahih, tidak akan dapat melemahkan pendapat yang pertama. Sebab, yang dimaksudkan dengan Surat Al-‘Alaq: 1-5 yang pertama kali diturunkan adalah ayat-ayat yang pertama kali diturunkan secara umum. Adapun yang dimaksud dengan Al-Fatihah yang pertama kali diturunkan ialah surat yang pertama kali diturunkan secara lengkap. Selanjutnya, yang dimaksud dengan surat Al-Muddatstsir yang pertama kali turun ialah surat yang pertama kali diturunkan yang berkaitan dengan perintah untuk menyampaikan risalah ketuhanan kepada manusia.

Dari berbagai macam keragaman pandangan para ahli yang membuat kita semakin inklusif terhadap perbedaan dan dari sekian sudut pandang yang ada, bahwa bukti yang paling konkrit adalah Ayat yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah Surat Al- ‘Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut berisi perintah untuk membaca. Menurut beberapa pendapat di kalangan ulama, bahwa penurunan Al-Quran itu terdapat beberapa versi. Namun, versi yang masyhur yaitu Al-Quran diturunkan secara langsung dari Lauhul Mahfuzh menuju Baitul Izzah yang kemudian dari Baitul Izzah diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Turunnya Al-Quran ini terjadi pada malam Lailatul Qadar. Yang dimaksud penurunan Al-Quran di situ ialah penurunan Al-Quran yang secara sekaligus dari Lauhul Maufuzh menuju langit dunia di Baitul Izzah.


Referensi :

Athaillah, H.A. 2010. Sejarah Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anwar, Rosihon. 2009. Pengantar Ilmu Al-Quran. Jakarta: CV. Pustaka Setia

Abdul Karim, Abdurrahmanbin. 2016. Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad saw. Yogyakarta: Saufa




Komentar

  1. Sedikit saran rujukan untuk kitab kitab dasar yang merupakan tsurot dan hal yang mu'tamad, adapun pendapat belakangan terkadang itu berbenturan dengan pendapat sudah konkrit dan sudah jelas.

    dan sudah sangat jelas dalam kitab shirah apabila kita ingin merujuk seperti kitab Ibnu Hisyam, lalu kitab Fiqhus Sirah, lalu kitab Rahiqul Makhtum...mungkin sebaiknya merujuk ke kitab tersebut atau kitab kitab lainnya yang merupakan kitab induk.

    dan mungkin juga bisa dirujuk ke dalam kitab kitab tafsir, seperti al qurtuby, ibnu katsir dan thabari.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOCOR ALUS RAMADAN (BAR): HUKUM SUNTIK DAN INFUS BAGI YANG PUASA, BATALKAH?

EDISI SEJARAH : SERANGAN UMUM 1 MARET YOGYAKARTA

Refleksi Kehidupan : Menjadi Petualang di Tanah Rabbul Izzati (Perspektif Teori Konstruktivisme, Model Inkuiri)