Sinergitas Imtaq dan Iptek di Era Globalisasi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera, om Swastiastu, Namo Budhaya. Gimana kabar kawan-kawan? Semoga dalam keadaan sehat selalu. Berjumpa kembali di blog ini, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sebuah sudut pandang yang diambil dari beberapa para ahli mengenai seberapa besar peran keyakinan dan ilmu pengetahuan terhadap arus globalisasi. Apakah kedua-duanya adalah hal yang reprositas? Ataukah tidak saling berkaitan? Simak langsung tulisan nya, yaw. Sembari sruputz kopi nya, lur😂😂.


 SINERGITAS IMTAQ DAN IPTEK DI ERA GLOBALISASI



Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga seringkali mengganggu keimanan seorang mukmin. Pengembangan keimanan agama dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya tidak saling bersebrangan satu sama lain. Pengembangan keimanan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya juga tidak mengganggu pengembangan keimanan dan kehidupan beragama.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai siasat baru dalam melakukan aktivitas manusia. Dampak teknologi ini pula sangat terasa, dari dampak positif hingga negatifnya. Seperti yang kita tahu dampak positif dari kemajuan teknologi ini memudahkan kehidupan para penggunanya, pragmatis dan efisien. Namun, di balik itu semua kita tidak bisa menghindari dampak negatifnya pula. 

Saat ini teknologi banyak digunakan oleh anak-anak, remaja hingga dewasa. yang perlu kita perhatikan saat ini adalah bagaimana anak- anak dan remaja dapat menggunakan teknologi dengan baik. Anak-anak dan remaja belum pandai untuk menggunakan Iptek dengan benar, karna mereka cenderung ababil atau masih rentan sekali dengan hal – hal yang baru. Oleh sebab itu, anak- anak selain harus memiliki Iptek yang baik, anak-anak dan remaja harus memiliki Imtaq (Iman dan Taqwa) sehingga mereka dapat menggunakan teknologi untuk hal yang baik dan benar. 

Imtaq menjadi landasan dan soko guru paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat. Tanpa dasar Imtaq, segala atribut duniawi, seperti pangkat, harta, dan penghormatan, tidak akan mampu mengantar manusia meraih kebahagiaan sesungguhnya. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman yang kuat dan upaya keras mencari ridha Tuhan, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan utopis.



Sebagai contoh, terdapat polemik di surat kabar tentang tayangan televisi swasta yang dianggap tidak sesuai pada beberapa waktu yang lalu, yaitu mengenai nilai – nilai agama. Misalnya, penonjolan aurat wanita, cerita perselingkuhan dan sebagainya. Pihak yang berkeberatan dengan acara seperti itu mengatakan bahwa hal itu dapat merusak moral masyarakat. Namun, pihak yang tidak berkeratan dengan acara seperti itu mengatakan bahwa “kalau anda tidak suka dengan acara itu, matikan saja televisinya.” Perusahaan televisi swasta tentu harus memikirkan keuntungan dengan selalu menayangkan film-film yang digemari oleh masyarakat pada umumnya. Jika masyarakat menyukasi film-film seks dan sadis, maka film semacam tentu memperoleh rating tinggi dan diminati oleh pemasang iklan. Kebijkan tersebut merupakan pemikiran sekuler yang memisahkan antara urusan bisnis dengan urusan agama. Tugas pengusaha adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, sedangkan tugas mendidik keimanan dan kehidupan beragama masyarakat adalah tugas guru agama, ustadz dan ulama.

Polemik semacam ini seharusnya dapat diberikan solusi dengan cara menerapkan sensor internal dari perusahaan televisi swasta sehingga keimanan dan kehidupan beragama masyarakat tidak terganggu. Seperti konflik antara ajaran agama dan ajaran ilmu pengetahuan dengan cara menganggapnya “tidak ada atau sudah selesai” padahal ada dan belum diselesaikan.

Langkah awal dalam menyikapi polemik tersebut, yaitu dengan memahami makna dari kata iman, taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Tanpa kita mengetahui makna dari keempat kata tersebut, kita tidak bisa mengimplementasikan ekspektasi yang diharapkan. 

Iman sendiri memiliki arti percaya. Dalam hal lain, kata iman adalah dari amana yang bila dipakai secara transitif berarti ia memberikan kepadanya kedamaian atau keamanan dan bila dipakai secara intransitif berarti ia berada kedalam kedamaian atau aman. Allah menamakan diri-Nya Al-Mukmin.  Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah Swt., tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan Taqwa adalah istilah terpenting dalam Al-Qur’an. 

Taqwa pada tingkat yang tinggi menunjukkan kepribadian manusia yang orisinil dan integral. Kata taqwa biasanya diartikan sebagai “takut kepada Allah” atau “keshalehan”. Jika taqwa dimaknai sebagai takut kepada Allah, maka hal itu mengesankan bahwa Allah adalah sebuah kekuatan yang diktator dan kejam karena rasa takut kepada Allah tidak dapat dibedakan dengan rasa takut kepada serigala. Jadi, Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju target yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu bersaing secara baik dan beriman kepada Allah Swt. Imtaq akan menjadi peneguh karakter penerus bangsa guna menjaga nilai moral bangsa di tengah era globalisasi.

Di sisi lain, Ilmu Pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya. Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul, dan pemahaman-pemahaman dogmatis yang keliru. Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan.

Sedangkan, Istilah teknologi berasal dari kata Techne dan logia. Kata Yunani Kuno Techne berarti seni kerajinan, dari techne kemudian lahirlah perkataan Technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, sains merupakan sumber teknologi dan teknologi merupakan aplikasi sains. Sains dapat diartikan sebagai himpunan rasional kolektif insan, tentang alam yang diperoleh melalui konsensus para pakar. Sedangkan teknologi adalah sebagai himpunan pengetahuan terapan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains dalam kegiatan yang produktis ekonomis.

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Iptek ialah sebuah sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan seseorang di bidang teknologi. Dengan kata lain, Iptek merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan terbaru tentang teknologi ataupun perkembangan di bidang teknologi. 

Imtaq atau Spiritual Intelligence (SQ) akan menjadi peneguh karakter penerus bangsa guna menjaga nilai moral bangsa di tengah era globalisasi. Sedangkan prinsip Iptek itu sendiri yakni: konsep dasar sains,dan konsep dasar teknologi. Konsep dasar sains mencakup unsur-unsur fundamental minimal: taraf dan keadaan ilmu pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, aktivitas dinamis yang berlandaskan konsep “heuristic” berkonotasi kepada upaya pengungkapan atau penemuan diri, dan fungsi ilmu pengetahuan. 

Imtaq dan Iptek merupakan suatu kesatuan yang relevan. Imtaq tanpa Iptek akan kosong, begitupun Iptek tanpa Imtaq juga akan buta. Jika seseorang menguasai Iptek maka ia akan dengan mudahnya melakukan sesuatu. Imtaq disini berperan untuk membentengi seseorang dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya kemajuan Iptek. Seperti kita ketahui bahwa Imtaq adalah singkatan dari Iman dan Taqwa yang mengandung artian sebagai bentuk integritas seseorang terhadap Tuhannya. Sedangkan Iptek merupakan hasil dari usaha pemikiran manusia dalam memahami dan mengelola ilmu yang dimilikinya. Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju target yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu bersaing dan beriman kepada Tuhan. Sebagaimana yang telah diutarakan di muka, bahwa Imtaq atau Spiritual Intelligence (SQ) akan menjadi peneguh karakter penerus bangsa guna menjaga nilai moral bangsa di tengah era globalisasi. Prinsip dasar yang ada dalam Imtaq yaitu unsur-unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan target sasaran hasil bentukan perilaku yang dimiliki oleh dunia pendidikan terdiri dari: disiplin; kebutuhan untuk mampu mengontrol; mengendalikan; mengekang diri terhadap keinginan keinginan yang melampaui batas; keterikatan dengan kelompok masyarakat yang ada dalam suatu komunitas kehidupan; dan otonomi dalam makna menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami sepenuhnya konsekuensi-konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang diperbuat.


DAFTAR PUSTAKA


Buku :

  • Anshari, Endang Saifuddin. 1990. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: PT Bina Ilmu 
  • Furchan, Arief. 2012. Peranan Agama Dalam Pembangunan Iptek Nasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  • Hawi, Akmal. 2014. Dasar – dasar Studi Islam. Palembang: PT Raja Grafindo Jaya
  • Rahman, Fazlur. 1983. Tema Pokok Alquran. Bandung: Penerbit Pustaka
  • Ahmadi, Abu dkk. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
  • Baiquni, Ahmad. 1997. Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa
  • Sugiarti, Anis. 2010. Hubungan Imtaq dengan Iptek. Yogyakarta: Naila Pustaka

Internet :

http://prisiljuyek.blogspot.com/2013/11/pentingnya-imtaq-dan-iptek-di.html, diakses pada tanggal 03 Agustus 2020.


Mungkin itu aja yang bisa saya bagikan ke kawan-kawan. Mudah-mudahan kawan-kawan bisa mengambil benang merahnya ya tanpa melihat tekstual-skriptualis.


Mohon maaf atas segala kesalahannya ya, kawan-kawan atas isi, tulisan dan lain sebagainya. Bagi yang ingin memberi kritik, saran, dan lain sebagainya, sangat dipersilakan😊. Tulis di kolom komentar yaaa. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Lur!.


Panjang Umur Perjuangan!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOCOR ALUS RAMADAN (BAR): HUKUM SUNTIK DAN INFUS BAGI YANG PUASA, BATALKAH?

EDISI SEJARAH : SERANGAN UMUM 1 MARET YOGYAKARTA

Refleksi Kehidupan : Menjadi Petualang di Tanah Rabbul Izzati (Perspektif Teori Konstruktivisme, Model Inkuiri)