SEJARAH KETUPAT DAN LEPET

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Yoi Mapren Everybody. Kumaha Damang?? Piye Kabare?? moga dalam keadaan healthy-healthy, yee. 
    Okray, kali ini saya mau mencoba berbagi wawasan kembali yang berkaitan dengan sejarah. Namun sejarah kali ini berkaitan dengan sesosok makanan yang sudah tak asing lagi bagi rakyat Indonesia khususnya umat Muslim. Sebab makanan ini acapkali muncul diperhelatan meja makan hehe. Makanan ini sudah menjadi ciri khas setiap tahunnya, yaitu ketika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Suatu hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim khususnya Indonesia. Ada yang tau?? YAAK, dia adalah ketupat atau yang biasa disingkat kupat dan ada juga lepat/lepet. Makanan ini (Kupat) cocok banget kalo didampingi dengan opor ayam dan sambel kentang, Delisiusss dechh :v. Kalau lepet, dia biasanya berkolaborasi dengan daging rendang yang dapat menggoyang lidah selama 7 hari 7 malem, gaeess!!. Manjiiw kali lah pokonya. 

    Etapi kawan-kawan tau ga sih sejarah nya ketupat itu seperti apa? mengapa disebut kupat, mengapa harus dengan janur, dan bentuk-bentuk aneh lainnya dari makanan itu deh. Sudah seharusnya kita sebagai penerus budaya kudu tau dong sejarahnya dulu seperti apa sih, apa makna yang tersimpan di dalamnya. Oke langsung aja, cekidottt!!!
SEJARAH KUPAT DAN LEPAT
Istilah ketupat ini pertama kali dipopulerkan oleh salah satu wali songo yang bernama Sunan Kalijaga. Nama beliau diambil dari kata Qadhi dan Zaka. Beliau mempopulerkan istilah kupat dan lepat di tanah jawa. 

ARTI KATA KUPAT
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus, ketupat atau Kupat merupakan akronim dari ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku Papat artinya empat tindakan. 

Ngaku Lepat. Tradisi sungkeman menjadi pengaplikasian atau implementasi dari Ngaku Lepat (mengakui kesalahan). Bagi orang Jawa, Sungkeman mengajarkan bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua, menghormatinya dengan penuh rasa khidmat, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan memohon ampunan dari orang lain (maksudnya minta ridhonya, bukan berarti mengharap ampunan dari nya. awas salah tafsir). 

Laku Papat. Sebagaimana yang telah disinggung di muka, Laku Papat memiliki arti empat tindakan. Pertanyaannya, apa empat tindakan tersebut? empat tindakan tersebut, yaitu:
1. Lebaran. Hari di mana pertanda bahwa bulan Ramadhan sudah usai dan berakhirnya puasa Ramadhan. 
2. Luberan. Maksudnya, yaitu meluber atau melimpah. Hal itu mengajarkan umat Muslim untuk bersedakah untuk kaum miskin. Caranya dengan membayar zakat fitrah. 
3. Leburan. Artinya, Sudah habis dan lebur. Dosa dan kesalahan akan melebur habis karena umat muslim dituntut untuk saling memaafkan satu dengan yang lain. 
4. Laburan. Maknanya, berasal dari kata Labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk memutihkan dinding. Jadi, manusia supaya menjaga kesucian lahir dan batinnya. 

FILOSOFI KUPAT DAN LEPAT 

KUPAT
 Mengapa harus dibalut dengan janur? Janur diserap dari bahasa Arab yang artinya Ja'a Nur yang artinya telah datang cahaya. Bentuk fisik Kupat yang berpola segi empat ibarat hati manusia yang. Saat manusia sudah saling memaafkan, maka hatinya bersih putih seperti kupat yang dibelah. Isinya putih bersih. Hati yang seperti itu hati yang tanpa dengki. Mengapa demikian? sebab hatinya sudah kedatangan cahaya atau Ja'a Nur

LEPET 
Merupakan Akronim dari Silep Kang Rapet. Mangga dipun silep kang rapet, artinya mari kita kubur atau tutup rapat-rapat. So, setelah Ngaku Lepat yaitu menutup celah rapat-rapat agar tidak terulang kesalahan yang sama agar persaudaraan semakin erat/lengket layaknya ketan di dalam lepet. 


So, betapa hebatnya para wali songo dalam menyebarkan dakwah Islam ini. Mereka melakukan tanpa berperang, halus sekali. Melebur dalam adat yang ada. menggunakan akulturasi budaya yang sangat apik sehingga sasaran pun tercabik dengan apiknya tanpa menimbulkan cerik. Perlu diingat juga, bahwa sejarah banyak versinya, dan ini merupakan versi yang sudah familiar. Mungkin dari temen-temen ada referensi lain, sangat dipersilakan untuk menulis di kolom komentar.

Oke manteman cukup sekian dulu dari saya, mohon maaf atas segala kekurangannya. Jika ingin berkomentar, sangat dipersilakan. Bayyy, sampai jumpa di tulisan selanjutnyaaaaaaaa. Semoga bermanfaat:)))))

WASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOCOR ALUS RAMADAN (BAR): HUKUM SUNTIK DAN INFUS BAGI YANG PUASA, BATALKAH?

EDISI SEJARAH : SERANGAN UMUM 1 MARET YOGYAKARTA

Refleksi Kehidupan : Menjadi Petualang di Tanah Rabbul Izzati (Perspektif Teori Konstruktivisme, Model Inkuiri)