NGOPI: SARAT AKAN MAKNA

NGOPI : SARAT AKAN MAKNA


Aktivitas yang cukup padat biasanya membuat kebanyakan orang harus menjaga stabilitas tubuh tetap terjaga. Terlebih waktu yang cukup terkuras banyak membuat organ tubuh mudah sekali cepat loyo. Sehingga banyak orang memiliki solusi untuk mengatasi hal tersebut dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah meminum kopi. Meminum kopi ini menjadi hal yang solutif untuk mengatasi ketahanan tubuh agar tetap fit dan bugar. Meminum kopi lebih akrab disebut ngopi. Bagi orang Jawa, ngopi itu memiliki banyak sekali arti di setiap akronim instrumen nya. Maka daripada itu, mari kita coba bedah sebagaimana berikut, 

1. NGOPI
Menurut orang Jawa, ngopi itu akronim daripada "Ngolah Pikiran". Maknanya,  minum kopi itu adalah membangun pola pikir. Maka daripada itu rasanya adalah pahit. Tetapi, rasa pahit itu bisa berubah menjadi manis atau LEGI. 
2. LEGI
Legi dalam bahasa Jawa memiliki arti Legowo atau lapang dada.  Untuk membuat kopi menjadi manis caranya dengan ditambah Gulo. (Indonesia: Gula). 
3. GULO
Gulo adalah akronim dari "Gulangane Roso" yang artinya mengolah perasaan baik (membuat kopi menjadi manis). Gula yang rasanya manis itu berbahan dasar dari Tebu. 
4. TEBU
Tebu adalah akronim dari "Anteb ning Kalbu" yang artinya Manteb Hatinya. Setelah kopi itu diberi gula yang berasal dari tebu maka timbul rasa manis dalam meminum nya. Gula yang berasal dari Tebu itu dituang ke dalam cangkir. 
5. CANGKIR
Cangkir adalah akronim dari "Nyancang ning Pikir" yang artinya menguatkan pikiran. Setelah hati nya memiliki kemantapan, maka pikiran pun perlu dikuatkan agar tetap stabil dan bekerja dengan sinergis antara hati dan pikiran. Setelah itu, maka kopi di-banjuri dengan air mendidih atau bahasa Jawa nya adalah WEDANG. 
6. WEDANG
Wedang itu akronim dari "Wejangan sing Marahi Padang", artinya nasihat yang mencerahkan atau menenangkan hati. Setelah pikiran dan hati mampu berkompromi dengan baik, maka nasihat itu diberikan sebagai penguat dalam diri. Kemudian, sesudah di-banjuri air mendidih kemudian diaduk atau bahasa Jawa nya adalah UDEG. 
7. UDEG
Udeg adalah akronim dari "Usahane Ojo Nganti Mandeg" Artinya tetap berusaha jangan sampai berhenti. Setelah nasihat diberikan sebagai bekal, maka perlu adanya usaha secara intens. Kopi tersebut diaduk menggunakan Sendok. 
8. SENDOK
Sendok adalah akronim dari "Sendhekno Marang Sing Nduwe Kautamaan" Artinya pasrahkan saja semua kepada Yang Mahakuasa. Ketika sudah menjalani usaha yang tanpa henti, ikhtiar terus dijalankan dan istiqomah maka hasil nya diserahkan semua kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kopi setelah diaduk maka perlu didiamkan agar sedikit Adem, supaya menikmatinya dengan penuh rasa syahdu. 
9. ADEM
Adem itu akronim dari "Ati Digowo Lerem" Artinya hati jadi tenang. Usaha yang sudah dilakoni dengan kepasrahan kepada Tuhan Yang Mahakuasa menimbulkan rasa ketenangan dalam hati karena melibatkan Sang Kuasa dalam ikhtiar atau usaha yang dijalankan. Kopi yang sudah Adem tadi jangan lupa di-Seruput. 
10. SERUPUT
Seruput adalah akronim dari "Sedoyo Rubedo Bakal Luput" Artinya semua godaan akan terhindar. Ikhtiar yang sudah dijalani dengan sikap pasrah dan melibatkan Tuhan maka akan membuat diri merasa yakin kepada hasil dari yang diberikan Tuhan sehingga tidak lagi berfikir untuk mencari jalan yang tidak diridhoi oleh Sang Kuasa. Pun akan timbul rasa kemudahan di setiap tantangan kehidupan. 

Kesimpulannya adalah, budaya ngopi bagi orang Jawa itu memiliki sarat akan makna di setiap kata nya. Maka, substansi nya ialah seperti di bawah ini. 

Diawali dengan membangun cara berfikir yg baik.

Lapang dada dan tidak mudah marah.

Harus pandai mengendalikan perasaan.

Sehingga mendapat ketenangan di hati.

Menguatkan Pikiran dengan optimisme.

Membuka diri untuk menerima nasehat yang mencerahkan.

Kerja keras tanpa putus asa.

Pasrahkan semuanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hati menjadi tenang dan terhindar dari semua godaan dan kesulitan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOCOR ALUS RAMADAN (BAR): HUKUM SUNTIK DAN INFUS BAGI YANG PUASA, BATALKAH?

EDISI SEJARAH : SERANGAN UMUM 1 MARET YOGYAKARTA

Refleksi Kehidupan : Menjadi Petualang di Tanah Rabbul Izzati (Perspektif Teori Konstruktivisme, Model Inkuiri)